PENEMUAN BESAR BIDANG PANGAN


Akan Merubah Perjalanan Sejarah dan Mengembalikan Stabilitas Penduduk Bumi

Dipersembahkan Majalah Qiblati Sebagai Hadiah Untuk Pemerintah Indonesia

 

OLEH MAMDUH FARHAN AL-BUHAIRI

Mukaddimah
Indonesia sebagai Negara agraris pernah menjadi macan Asia dalam bidang pangan. Namun kini Indonesia mengalami Kekurangan Pangan. Baik beras, kedelai dan barang-barang lain harganya melambung cukup tinggi, sehingga memberikan sumbangan kepada tingginya angka inflasi dalam perekonomian nasional dan meningkatkan angka kemiskinan dan pengangguran nasional (yang pada tahun 2006 diperkirakan 12,50 % dari penduduk Indonesia adalah pengangguran, sehingga Indonesia menduduki rangking 133 dari 197 negara.

Kekurangan pangan dan energi nasional akan lebih parah lagi di masa mendatang mengingat saat ini produk pangan (jagung, kedelai, gandum, tebu, ubi kayu dan lain-lain) yang semua untuk melayani perut kini dikonversi menjadi bahan bakar yang selama  ini digunakan berasal dari bahan baku fosil.

Kondisi haus pangan dipicu booming ekonomi China dan India (Chindia) yang populasinya hampir sepertiga penduduk dunia. Akibatnya, impor beras sulit dilakukan. Padahal kebutuhan beras di Indonesia, dengan jumlah penduduk 200 juta, sangat besar. Langkah sejumlah negara produsen utama beras (Vietnam, Thailand, India, dan China) menghentikan ekspor tak lain guna mengantisipasi instabilitas harga beras di dunia. Akibat tren ini, negara-negara konsumen beras, jagung, terigu, dan kedelai akan amat terpukul. Kondisi itu membuat kemungkinan terjadinya kekurangan pangan di Indonesia menjadi Iebih besar.

Menurut Badan Pangan Dunia (FAQ, 2007) kondisi haus pangan dan lonjakan harga ini sifatnya tidak temporer tetapi lebih permanen. Indonesia adalah negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam berupa lahan yang luas, namun saat ini tengah mengalami degradasi lingkungan, sehingga menurunlah tingkat produktifitas lahan.

Di sisi lain, Indonesia merupakan negara berpantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Panjang garis pantai Indonesia tercatat sebesar 8i.ooo km. Dan wilayah pesisir Indonesia (wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi) kira-kira seluas 1.458.000 km. Wilayah seluas ini atau sebagian besar dari padanya, khususnya yang berair asin belum termanfaatkan untuk pertanian.

Langkah Penyelamatan
Melihat kondisi krisis yang ada dan berbagai potensi yang dimiliki oleh Negara Indonesia, maka perlu adanya kebijakan khusus dari pemerintah untuk beberapa komoditas pertanian yang menguasai hajat hidup orang banyak seperti beras, jagung, kedelai, gula atau tebu, minyak kelapa sawit, dan sebagainya, yang mulai dari proses hulu sampai hilir terutama penetapan harga dasar yang tidak merugikan produsen maupun konsumen.

Di samping perlu ada kebijakan nasional yang berpihak kepada sektor pertanian dan mendorong percepatan pengembangan kawasan dan produksi pertanian. Saat ini memang sudah banyak langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi kurangnya ketahanan pangan, namun menurut hemat kami masih bersifat sporadis jangka pendek seperti melalui impor bahan-bahan kebutuhan pangan. Padahal langkah tersebut bisa difahami sangat merugikan kepentingan nasional saat ini dan masa mendatang karena terjadinya pemborosan devisa negara dan pengorbanan terhadap harkat dan martabat bangsa sebagai negara agraris.

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah mengembangkan pusat-pusat riset teknologi perbenihan dan pengolahan hasil serta pengembangan sumberdaya manusia pada setiap daerah kawasan sentra produksi komoditas tersebut sesuai hasil analisis keunggulan komparatifdaerah dimaksud

Untuk menunjang langkah penyelamatan di atas majalah Islami Qiblati dengan segala keterbatasannya mencoba turut andil dalam memikirkan solusi dari kurangnya ketahanan pangan Indonesia, dengan cara mengenalkan penemuan varietas tanaman padi, gandum dan jagung yang sangat menjanjikan untuk mengantarkan bangsa ini keluar dari krisis.

Sejarah Penemuan
Tahun 1989 merupakan awal perwujudan impian yang merupakan tantangan bagi para ilmuwan Mesir dalam Sebuah tim yang diketuai oleh Dr. Ahmad Mustajir, seorang pakar (rekayasa) genetika di Universitas Kairo. Tantangan ini berlangsung hingga 15 tahun, sampai akhirnya diumumkan hasil riset yang gemilang pada tahun 2006.

Dasar pemikiran yang dipakai oleh para ilmuwan Mesir tersebut adalah menyilangkan (xenogamy) antara set tumbuhan Phragmites Australis atau dikenal dalam bahasa Inggris Common Reed (rumput yang tumbuh di air asin) dengan sel tanaman padi, gandum dan jagung. Tumbuhan Phragmites Australis memiliki campuran genetika yang memungkinkannya untuk bertahan dengan tingkat keasinan air laut, serta tahan terhadap panas tinggi, dan pada saat bersamaan susunan selnya sama dengan susunan tanaman padi dan gandum, karena semuanya merupakan satu rumpun. Penelitian ini didasarkan pada pemisahan protoplasma dari tiap tiap beras, gandum, dan jagung serta Al-Ghab. Kemudian mengadakan penyilangan pada sel-sel jenis-jenis tanaman tersebut dengan menggunakan metode penggabungan elektrik. Dengan demikian terbentuklah varietas hasil campuran atau pesilangan antara padi dan ghab, gandum dengan ghab, serta jagung dengan ghab.

Riset ini juga menghasilkan pemilihan beberapa macam keturunan masing-masing 12 keturunan dari padi hasil silang, 8 keturunan dari gandum hasil silang, dan 4 keturunan dari jagung basil silang. Kemudian para pakar sains menanam keturunan-keturunan ini dalam waktu yang berbeda-beda di lahan pertanian Mesir di bawah kondisi air laut yang berkadar garam tinggi atau kondisi kering di beberapa propinsi untuk diuji.

Setelah itu dilakukan penelitian anatomi (pembedahan, kajian mendalam) terhadap keturunan padi dan gandum yang telah didaftar. Kemudian dilakukan analisa kimia (chemical analysis) yang sama terhadap benih-benih yang dihasilkan tersebut. Setelah itu puluhan hektar lahan ditanami tiap-tiap benih untuk pengujian.

Hasil penelitian menetapkan bahwa keturunan padi mampu bertahan di bawah rasio salinitas (kadar garam) tinggi yaitu 32 ppt [mungkin ini kadar garam di Mesir yang menggunakan sampel air laut Merah dan laut Tengah, karena yang kita kenal di Indonesia yang dekat dengan samudera ini rata salinitas air laut adalah 33-35 ppt dan rata-rata adalah 35,079 ppt] dan kuat menahan suhu panas sampai 60 derajat celcius.

Keunggulan Produk Hasil Riset
Di samping keberhasilan atas perkembangannya hingga masak, dan sukses menghasilkan biji-bijian padi dan gandum dalam tingkat keasinan serta kekeringan, benih varietas baru ini memihiki kualitas yang tinggi, misalnya berprotein tinggi, asam amino, glukosa dan unsur-unsur makanan lamnnya yang berbeda dengan keturunan padi biasa. Selain itu riset ini mampu menghasilkan keturunan jagung raksasa. Sedangkan yang lainnnya adalah, bukan yang terakhir, keturunan baru ini telah diwarisi kemampuan tahan berbagai macam penyakit, virus dan hama serangga.

Sebagai konklusi, sesungguhnya penemuan ini menjadi kemenangan baru untuk mengeliminir kemiskinan dan kelaparan dengan alasan-alasan sebagai berikut:
1. Penemuan ini difokuskan pada dua bibit makanan terpenting bagi manusia, yaitu padi dan gandum.
2. Keturunan baru tersebut mengandung nilai gizi yang lebih tinggi dibanding padi dan gandum yang ada sekarang.
3.Pemungkinan penanaman keturunan ini di tanah mana saja, dan bisa diairi dengan air laut; artinya bisa mengeliminir problem kekurangan lahan layak tanam dan air yang diperlukan untuk mengairi sawah-sawah ini.
4.Bibit-bibit unggul turunan hasil kawin silang ini memiliki keistimewaan berupa kemampuan mengatasi penyakit dan hama serangga yang menghemat uang yang biasa digunakan untuk membeli obat-obatan dan pembasmi serangga (insektisida).
5.Pemungkinan pemanfaatan lahan-lahan yang layak ditanami dan yang saat ini ditanami padi dan gandum untuk ditanami hasil bumi lainnya yang bermacam-macam, terutama kedelai.
6.Penghematan air tawar khususnya di tempat-tempat yang menderita kelangkaan air, karena kita menyadari bahwa hasil bumi padi dan gandum membutuhkan air tawar dalam jumlah besar.

Solusi Bagi Krisis Pangan dan Ekonomi
Penemuan ini membentuk, sebagaimana saya katakan, sebuah kesuksesan besar bagi kemanusiaan. Ini perkara sangat penting bagi negara-negara yang sedang menderita kekurangan sumber-sumber pangan dan bersandar pada produk impor untuk memenuhi kebutuhan pangannya, disebabkan kelangkaan sumber-sumber air di negara-negara tersebut. Tentunya penemuan ini tidak menolak negara-negara agraris untuk memanfaatkannya.

Pada pertanian gandum, sesungguhnya sumber lain akan melimpah, yaitu tepung yang masuk ke pabrik-pabrik makanan, juga melimpah bagi masyarakat dengan harga yang ringan, jauh dan perasaan takut harga yang melambung tinggi atau kehabisan. Jika pertanian padi dan jagung yang bersandar pada air laut memungkinkan, kita akan memelihara dan menghemat air sungai dan air bawah tanah. Ini sebagian manfaat yang akan diperoleh di negara mana saja ketika menjalankan penemuan ini. Masalahnya sangat mudah, yaitu hanya dituntut kemauan keras untuk mengambil keputusan serta merealisasikannya. Semuanya hanya tinggal memilih daerah mana saja yang dekat dengan pantai, kemudian menyediakan jaringan (sambungan) pipa yang berfungsi mengambil air laut untuk irigasi tanaman tersebut.

Indonesia Sangat Berpeluang Menerapkannya
Sehubungan dengan keberadaan Indonesia sebagai sebuah Negara yang memiliki pulau-pulau yang banyak sekali dan daerah pesisir yang panjang sekali seperti yang kita kemukakan di awal-, maka kami berharap agar Indonesia mau memanfaatkan hasil penelitian ini. lnilah artikel yang kami persembahkan sebagai hadiah atas nama majalah Qiblati untuk Bangsa Indonesia (Departemen Pertanian Republik Indonesia) untuk dikaji lebih lanjut. Semoga Allah memberikan bimbingan untuk dapat menjalankan konsep ini.

Tidak diragukan lagi, jika konsep in berhasil dijalankan, kemakmuran akan merata dan berbagai kebaikan pun akan terus bertambah serta bisa berperan dalam mengatasi problematika pengangguran, harga beras dan gandum akan turun drastis sehingga dapat betul-betul meringankan rakyat terutama keluarga miskin. Demikian juga pendapatan negara akan bertambah dengan mengekspor beras dan gandum dalam jumlah besar ke
negara-negara lain dengan izin Allah.

Ini akan membangkitkan kondsi perekonomian Negara secara makro. Oleh sebab itu kami berharap agar negara membentuk sebuah lembaga untuk mempelajari temuan ini
dan datang ke negara tempat riset ini dilakukan. Untuk menghidupkan konsep ini Qiblati siap menjadi perantara (fasilitator). Dan jika yang berminat penemuan ini adalah pihak swasta maka perlu ada pembicaraan lanjutan.

Penutup

Akhirnya, kami beritahukan kepada para pembaca budiman bahwa Dr. Ahmad Mustajir, pelopor penemuan luar biasa ini telah meninggal dunia setelah hasil risetnya diumumkan dan disebarluaskan. Beliau meninggal pada 16 Agustus 2006 setelah mengalami penggumpalan serius pada otak, pada saat beliau menyaksikan pembantaian ala bar-bar serta penghancuran yang dilakukan Zionis di Lebanon dan Palestina. Bukan suatu yang mengherankan (jika beliau memiliki empati yang begitu kuat) karena dulunya beliau adalah penyair yang sangat halus perasaannya, serta sangat peduli terhadap kesusahan umat Islam. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan kasih sayang kepadanya.

Catatan:
Arti tumbuhan liar al-Ghab: termasuk tumbuhan air terpenting yang tersebar di Mesir dalam jumlah besar; kebanyakan di danau, pinggir laut, got dan sungai. Di antara keistimewaannya sangat cepat menyebar dan berkembang, sangat mudah beradaptasi dengan iklim sekitarnya, kemampuan luar biasa untuk bersaing serta mempunyai keistimewaan mendominasi tumbuhan air hidup bersamanya. Nama ilmiahnya Phragmites Australis, dalam bahasa lnggris Common Reed. Dia merupakan tumbuhan yang berumur panjang (siklus kehidupannya bisa mencapai lebih dari 2 tahun) yang memiliki akar serabut tanah yang panjangnya 40 sampai 100 cm (bahkan mungkin sampai 200 cm) di dalam tanah, dan memanjang rata-rata dan 2 sampai 3 meter. Ada yang mengatakan tempat asalnya Amerika. Tumbuhan ini tersebar secara alami sebagaimana tersebar di beberapa negara, khususnya negara yang dingin dan lembab seperti Afrika dan sebagian negara-negara Asia, Meksiko, Cilly, Argentina dan beberapa negara Eropa. Tumbuhan ini juga berkembang di daerah-daerah yang banyak memiliki air got bersih dan dataran-dataran rendah yang memiliki banyak air hujan. Semoga bermanfaat, walhamdulillah Rabbil ‘Alamin. [*]

***Di tampilkan ulang dari majalah Qiblati edisi 8 tahun III

7 thoughts on “PENEMUAN BESAR BIDANG PANGAN

  1. Pingback: Penemuan Pangan

Silahkan tinggalkan komentar disini :)